Sabtu, 23 Februari 2008

Ada sebuah coklat 18 February

Coklat slalu identik dengan ungkapan rasa. Dan katanya kalo gak salah apa yang dikandung oleh coklat itu bisa membangkitkan libido :). Dan apabila kita memakannya maka kita akan menjadi lebih hepi dari sebelumnya. Seperti iklan-iklan “santai belum lengkap tanpa …..”

Bagiku ada sebuah coklat yang unik banget. Dan coklat ini saya berinama dengan coklat 18 february. Klo dilihat dari tanggalnya sih udah H+4 dari hari yang biasa disebut sebagai hari kasih sayang. Karena tanggal itu saya patenkan tuk mengingat coklat ini. Klo gunakan kata-kata persiden sih maka jadinya “saya canangkan 18 february menjadi nama sebuah coklat”.

Saya bukanlah orang yang menggilai coklat. Bisa dibilang saya hanya penikmat coklat. Tapi khusus untuk coklat 18 february bisa saya yakinkan klo banyak hal yang bisa mengungkapkan betapa coklat ini memiliki sejuta rasa. Dan siapapun yang memiliki pikiran seperti saya pasti setuju dengan pendapat saya bahwa coklat ini menarik banget dan memiliki daya tarik yang tinggi. Walalupun belum pernah mencobanya saya tahu kelembutan rasa yang dimilikinya sangat mampu menggetarkan hati. Dan dengan memikirkannya saja sudah membuat segalanya menjadi indah. Bahkan mengalahkan rasa coklat yang dibuat oleh orang-orang di swis sana yang katanya paling enak.

Entah bagaimana coklat ini diciptakan, saya yakin coklat ini diciptakan oleh koki yang sangatlah hebat. Keunikannya membuat coklat ini sangatlah special. Buat mata dan hati yang tidak henti memujanya. Dengan kesederhanaannya yang membuat coklat ini nampak sangat mewah. Hampir sempurna untuk sesuatu yang selalu hadir dalam imajinasi. Dan coklat ini tidak bertempat di tempat yang sangat jauh nan terpencil namun sebaliknya coklat ini bertempat di tempat yang mudah sekali tuk dijangkau. Apalagi oleh diriku sekarang ini. Namun anehnya saya tak sanggup mengambil coklat ini. Bukannya tidak menginginkannya. Namun seolah ada perisai paling cantik yang menghiasi sekelilingnya. Perisai yang juga ada dikedua tanganku, kakiku, hatiku, dan segenap ragaku. Terlalu sedih memang, mengetahui bahwa coklat ini terlalu indah tuk diambil olehku. Dan saya hanya akan bisa menikmatinya saja dari jauh dan menanti seorang lain tuk mengambilnya. Tapi itulah kenyataannya. Kenyataan pahit yang harus dimaknai keindahannya. Sebuah coklat yang keindahaannya bukan berada di tanganku tapi keindahannya ada di tangan orang lain. Siapapun itu saya berharap dialah yang terbaik dari segala keberuntungannya. Walau dalam hati kecil harapan itu masih tersimpan di dada.

Namun saat ini saya cukuplah senang karena masih bisa diberi kesempatan melihatnya. Duduk disampingnya dalam jarak yang paling dekat. Memilikinya walau dengan sejuta pengandaian. Mencicipinya dalam angan. Dan mengagungkannya di hayal paling tinggi. Engkaulah coklatku, coklat 18 february.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dink...., coklatnya dari sapa..? Udah habis... ?, bagi donk..., hehehe.. Sukses selalu..

poed mengatakan...

gimana ya pak.... coklatnya GAK buat tuk dibagi sih :)